HATI SEORANG WANITA
Author by Agi Sugihanto
Kisah ini bukan
tentangku, tapi tentang seseorang yang baru saja menceritakan kisah pahitnya
dalam sebuah hubungan. Sebuah hubungan yang diyakininya akan menjadi sesuatu
yang sangat menyenangkan suatu hari nanti, sebuah hubungan yang akan menjadi
pemberhentian terakhirnya untuk melengkapi bagian dari dalam dirinya yang belum
lengkap, dan bahkan sebuah hubungan yang akan menyempurnakan iman-nya sebagai
seorang muslimah, tapi malah akhirnya membawa kepedihan dan menjadi pukulan
tebesar dalam kehidupannya.
Cerita ini
berawal sekitar dua tahun yang lalu dan berlatar di sebuah kota kecil di daerah
jawa timur, yap! Kota kelahiranku tentunya (BOJONEGORO). Seorang gadis bernama
Sari yang hidup dengan kesederhanaannya, gadis yang kukenal humoris, ceria,
bahkan bisa dibilang dia bisa membawa hidup suasana tongkrongan yang sumpek.
Sari emang sering nongkrong bareng denganku dan teman-temanku, meskipun dia
cewek tapi dia tak pernah membeda-bedakan genre saat kita nongkrong, jadi
suasanapun terasa hidup ketika dia ikut gabung dengan kita.
Sari saat ini
sedang menjalin hubungan dengan seorang mahasiswa universitas di daerahku,
lelaki itu namanya Arza, laki-laki yang sangat disayangi oleh Sari, laki-laki
yang sudah membuat Sari jatuh hati sepenuhnya.
Hubungan ideal
yang sangat didambakan semua gadis seumurannya, hubungan yang..emmm. bisa dibilang
mendekati kata PERFECT lah!. Hubungan yang sudah dijalani kurang lebih 1 tahun lamanya dan gak pernah terlihat
diantara mereka tampak kerenggangan dalam hubungan tersebut.
Sari
yang udah lulus SMA dan sekarang sudah kerja pun sibuk dengan urusannya dan
sang cowok yang seorang mahasiswa, yang pastinya memberikan jengkal waktu untuk mereka bertemu,
tapi mereka tetep masih bisa nyempetin waktu, entah itu 1 hari dalam seminggu
untuk mereka jalan bareng.
Sampai suatu
saat ketika Sari yang semakin sibuk dengan kerjaanya, menjadikan waktu untuk
mereka bertemu jadi lebih sulit dari sebelumnya, bahkan ketika saat si Arza
liburan kuliahpun mereka jadi sulit ketemu, ya memang karena pekerjaan Sari
yang memang tidak bisa ditinggalkan seenaknya.
Suatu hari
ketika si Arza mulai terganggu dengan kesibukan Sari sebagai seorang karyawan, Arza
pun mulai membalas perlakuan Sari yang menurut Arza sudah tak perhatian lagi
dengannya dan lebih mementingkan pekerjaannya, Arza pun mulai jarang memberi
kabar ke Sari dan sering hilang kabar dari Sari. Hingga suati ketika Sari
merasakan kerenggangan di hubungan mereka, hingga Sari memberanikan diri untuk
menanyakan penyebab jarangnya Arza memberi kabar kepada Sari, dan ketika itu
pula Arza mengungkapkan segala kekeluhannya ke Sari tentang mulai mengurangnya
perhatian Sari saat Arza sedang free dengan kuliahnya dan butuh perhatian dari
Sari. Keegoisan pemikiran Arza yang masih menyandang status mahasiswa dan belum merasakan betapa beratnya sebuah
tanggung jawab pekerjaan memaksa Sari untuk mengurangi pekerjaannya, Sari yang
sudah terlanjur jatuh hati kepada Arza pun akhirnya mulai mengurangi pekerjaannya,
yang hasilnya mebuat kinerja Sari dalam perusahaan tersebut menurun.
Pengorbanan sari
dengan mengorbankan karirnya pun nyatanya tak dihargai oleh Arza, Arza masih
selalu menyalahkan segala permasalahan dalam hubungan mereka kepada Sari, dari
hanya sekedar masalah sepele menjadi masalah yang dibesar-besarkan, dan di
balik itupun karir Sari terus merosot turun. Arza yang sudah menganggap Sari
tak serius dalam menjalani hubungan itupun akhirnya memutuskan ingin mengakhiri
hubungan tersebut, saat itu juga Sari pun yang sedang payah dengan pekerjaannyapun
dipaksa untuk menerima segala beban masalah dalam hubungan mereka, namun karena
memang dasarnya Sari sudah jatuh hati pada Arza, Sari pun mencoba untuk terus
membenahi hubungan mereka.
Suatu hari Arza
mengajak Sari untuk jalan. Sari yang saat itu sebenarnya punya jadwal untuk
kerja akhirnya memberanikan diri untuk mangkir dari pekerjaannya hanya untuk
mengikuti kemauan Arza. Akhirnya mereka berdua janjian untuk ketemu di Taman
kota pukul 8 pagi, Sari pun berangkat kesana sekitar pukul 7 pagi agar dia bisa
menunggu Arza duluan dan tidak terlambat untuk bertemu Arza. Sekitar pukul
setengah 8 pagi Sari pun telah sampai ketempat mereka janjian, Sari menunggu
dengan perasaan yang cukup gelisah karena telah mangkir dari pekerjaannya,
dalam benak Sari berkata “gapapa lah,
asal si Arza seneng itu udah cukup buatku, meski aku harus mangkir kerja hari
ini”. Hampir sekitar satu jam Sari menunggu Arza, Sari mencoba menghubungi
Arza dari setengah jam yang lalu namun tak dapat respon apapun dari Arza,
dengan perasaan khawatir Sari terus mencoba menghubungi Arza. Hingga pada pukul
08.45 pagi Arza membalas sms dari Sari yang katanya dia sudah di jalan, Sari
pun sedikit lega menerima kabar dari Arza, meskipun dia telah menunggu selama
sejam lebih.
Akhirnya pukul 9
pagi Arza pun datang, Arza yang dari awal punya niatan untuk mengakhiri
hubungannya dengan Sari hari ini, langsung ngomong ke Sari tanpa basa-basi,
betapa terpukulnya hati Sari saat itu, Sari yang sudah menunggu Arza selama
satu setengah jam dan mengorbankan pekerjaanya hari ini tiba –tiba mendengar
kata “putus” dari Arza,
spontan Sari mengeluarkan air mata, Arza yang saat itu melihat Sari menangis cuma
bisa terdiam menatap wajah Sari yang berlumuran airmata, dengan wajah sedih
akhirnya Sari pun pergi dari tempat itu, Arza hanya terdiam melihat Sari pergi
meninggalkannya seorang diri, Sari yang tak bisa menghentikan airmatanya terus
melangkah pergi meninggalkan Arza, dan yang paling sakit ketika itu adalah
ketika semua pengorbanan Sari tak dihargai sama sekali oleh Arza.
Sampai dirumah
Sari pun langsung pergi ke kamar dan mengeluarkan seluruh kekecewaannya hari
itu dengan airmata, entah berapa helai tisu yang habis untuk mengusap airmatanya,
Sari masih belum percaya dengan berakhirnya hubungan yang telah dibangunnya
dengan Arza selama setahun terakhir ini, lalu Sari kembali mencoba menghubungi
Arza dan meminta Arza datang kerumahnya, Arza pun yang panik seketika itu pula langsung
pergi kerumah Sari.
Arza datang
dengan wajah yang canggung, memberanikan diri mengetuk pintu rumah Sari, karena
saat itu pula orang tua sari sedang tidak ada dirumah, Sari pun keluar dari
kamar dan membuka pintu rumahnya dengan mata merah penuh airmata, Arza pun yang
tak tega melihat Sari langsung memeluk tubuh Sari, tangisan Sari makin menjadi-jadi
saat itu pula, dengan tangisan yang makin menjadi-jadi sari bilang ke Arza
“kenapa kamu putusin aku, aku tuh sayang
banget sama kamu, aku rela ngorbanin apa aja buat kamu, tapi tolong jangan
akhiri hubungan ini”
“maaf, soalnya akhir-akhir ini kamu gak
pernah ada buat aku” kata Arza
“ya, aku bakalan resign dari kerjaan aku dan
bakalan ngasih seluruh waktuku buat kamu,tapi tolong jangan akhiri hubungan
ini, aku tuh beneran sayang sama kamu” sahut Sari dengan suara
tersendat-sendat.
Arza yang saat
itu tak tega dengan kondisi Sari akhirnya mau melanjutkan hubungan mereka, saat
itu pula tangisan sari mulai mereda.
Seminggu setelah
kejadian itu mereka menjalani hubungan mereka kembali seperti sedia kala, Sari
yang sudah resign dari pekerjaannya kini punya waktu yang cukup untuk Arza,
hubungan yang harmonis seperti dulu kini terjalin lagi, hari-hari mereka lalui
bersama hingga waktu liburan kuliah Arza berakhir.
Arza yang mulai
aktif dengan kuliahnya, mulai disibukan dengan berbagai tugas kuliahnya dan
berbagai kegiatan di kampusnya, soalnya wajar saja dia sudah semester akhir.
Sari yang saat itu sudah tidak bekerja pun mampu mengerti keadaan Arza, ketika
Arza sibuk dengan kuliahnya.
Suatu hari
ketika Sari sedang asyik ngerumpi sama temen-temenya (biasa namanya juga cewek
lagi nongkrong) ada beberapa temennya yang kepo tentang hubungan asmara Sari
dengan Arza,
“katanya kemarin sempet putus sar?”
“iya, lagi ada masalah aja kok kemarin, tapi
sekarang udah baikan!”
“ngapain sih sar, mertahanin cowok berengsek
kek gitu, ntar ujung-ujungnya dibuat sakit lagi loh!”
Sari yang memang
dasarnya udah buta karena cinta, tidak menghiraukan perkataan temen-temenya,
ya wajar sih soalnya si Sari ini orangnya terlalu Rasional, jadi dia lebih percaya
dengan apa yang dilihatnya dari pada perkataan orang lain.
Sampai suatu
ketika saat Arza dan Sari lagi jalan bareng, Arza pun ngomong sesuatu banget
yang bikin hati seorang gadis seusia Sari tak bisa berkutik lagi.
“sar, nanti kalau aku udah lulus kuliah, aku
bakalan ngelamar kamu.”
Dengan
hati yang sangat senang Sari pun menerima janji itu dan menyimpannya dalam
hati, perasaan yang sangat bahagia ketika seorang lelaki yang sangat
dicintainya mengatakan dengan lantang kata-kata seperti itu, kata-kata yang
menurut Sari merupakan hal terindah saat dalam hidupnya.
Hari-hari
berlalu dengan raut kebahagiaan dalam wajah Sari, ketika ada waktu buat jalan
mereka pun tak menyia-nyiakan untuk jalan bareng, setiap detiknya sangat
berarti untuk Sari, seakan gadis ini telah menjadi sosok gadis yang paling
bahagia dalam kehidupan kali ini.
Hingga
suatu saat tiba-tiba sifat Arza berubah, Arza yang biasanya tidak pernah
membatalkan janjinya jalan sama Sari kini mulai bertingkah aneh, muncul
alasan-alasan yang gak logis untuk membatalkan janjinya dengan Sari. Hingga
saat Arza membatalkan liburannya dengan Sari ke sebuah kota yang menurutku sih
masuk jajaran kota paling romantis di jawa timur, padahal Sari sendiri sudah
mulai menabung sejak 1 bulan yang lalu untuk liburan ini, agar saat liburan
nanti tidak terlalu merepotkan Arza, tapi entah karena kegiatan yang mendadak
yang menurutku sih gak logis (dari penuturan Sari), tapi karena emang dasarnya
Sari udah jatuh hati dengan mudahnya dia mempercayai alasan yang diberikan Arza
saat itu. Selanjutnya pun Arza mulai sering menghilang tanpa kabar, namun
karena Sari yang tak mau kehilangan Arza, Sari selalu memaafkannya.
Sampai
ketika suatu hari Arza tidak memberi kabar kepada Sari selama satu hari full,
Sari yang tak mau berfikiran buruk hanya bisa berfikir kalau Arza mungkin
sedang sibuk dengan kuliahnya. Ketika malam hari Sari coba menghubungi Arza
namun tak ada jawaban apapun dari Arza.
Tiga
hari berlalu tanpa kabar dari Arza, Sari yang khawatir terus mencoba
menghubungi Arza namun Sari tetap tak mendapat kabar apapun, Sari mencoba menanyakan ke
teman-teman Arza, namun hasilnya juga nihil, tak ada satupun teman Arza yang
tahu kondisi dan keberadaan Arza. Hingga dalam suatu moment, tepat satu minggu
ketika Arza menghilang tanpa kabar, di salah satu akun sosmed milik Arza
terpampang foto gadis dengan paras ayu nan manis, dan diiringi foto mesranya
dengan Arza. Seketika itu pula hati Sari terasa hancur, wajahnya memucat, dan
kaki-kakinya lemas hingga tak dapat menahannya berdiri, Sari jatuh tak berdaya
saat itu juga, airmatanya seraya mengalir deras melihat foto-foto itu.
Dua
hari berlalu, Sari jatuh sakit karena tak mau makan, hingga akhirnya saat itu
beberapa teman Sari datang menjenguk Sari dan menenangkan Sari. Akhirnya Sari
pun mulai mau makan dan perlahan Sari pun sehat kembali, namun seperti yang
diketahui butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengobati luka hati seseorang
yang sangat terluka bahkan kali ini aku bisa bilang hancur berkeping-keping tak
tersisa, namun karena memang Sari orang yang menurutku sangat kuat sih dia
mampu menerima kenyataan ini, meski terkadang setiap kali dia inget Arza dia
tidak bisa menahan airmatanya.
Sampai
saat ini pun udah sekitar 8 bulanan lah, waktu Sari menceritakan kisah ini dia
masih tak bisa menahan airmatanya ketika menyebut nama Arza. Karena memang hati
seorang wanita itu bukan untuk dicampakkan seperti ini, ketika seorang wanita
mampu megorbankan segala yang dia punya, termasuk karir yang sudah dibangunnya
susah payah, berarti dia benar-benar menunjukkan ketulusannya dalam menyayangi
seseorang. Jangan pernah sia-sia kan orang yang seperti ini, karena belum tentu kita
menemukan orang seperti ini 2 kali dalam hidup kita, dan jangan pernah takut
menjadi orang baik, karena Percayalah,
Tuhan pasti membalas segala pengorbanan yang pernah kita lakukan, Karena taka
da pengorbanan yang sia-sia.
Berdasarkan kisah nyata
dari seorang sahabat*
Nama disamarkan, sesuai
permintaan NaraSumber**
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon